Minggu, 13 November 2016

TUGAS KELOMPOK SOFTSKILL PENG. TEK. INTERNET & NEW MEDIA

TUGAS SOFTSKILL PENG. TEK. INTERNET & NEW MEDIA

VideoPad adalah sebuah aplikasi video editing yang dikembangkan NCH software. Videopad adalah software Editing video dengan Size yang di bilang sangat ringan alias kecil. Fitur  yang ditawarkan dari software ini cukup lengkap untuk kebutuhan editing biasa dengan dibekali beberapa sentuhan effect dan manupulasi. Selain dapat mengedit video, Videopad dapat digunakan untuk mengedit audio atau memasukkan efek- efek suara yang kita inginkan.
Pada kesempatan kali ini, saya bertugas mengedit video pada bagian audio. Saya menggunakan aplikasi Videopad untuk memasukkan setiap efek- efek suara yang akan ditampilkan.
Langkah- langkah dalam menggunakan Videopad untuk memasukkan audio pada video adalah sebagai berikut:
1.     Buka aplikasi Videopad
2.     Pilih New Project, maka tampilan Videopad akan seperti ini



3.     Lalu pada toolbar pilih Add File untuk memasukkan video maupun efek audio yang akan dimasukkan pada video. Sebelumnya siapkan terlebih dahulu video dan audio/ efek suara apa yang akan diedit.
4.     Setelah itu, drag video yang akan diedit ke dalam kotak Video Track 1
5.    Untuk memasukkan audio/ efek suara yang akan digunakan di dalam video, lakukan hal yang sama yaitu Add File dan pilih efek suara yang akan dimasukkan. Lalu drag audio yang akan dimasukkan ke dalam kotak Audio Track 2.
6.  Sesuaikan posisi audio/ efek suara yang akan digunakan pada video dengan cara men-drag audio/ efek suara ke kanan maupun ke kiri.
7. Setelah sesuai, kita juga dapat meningkatkan kualitas audio yang telah kita masukkan tadi. Dengan cara klik audio yang akan diedit, pilih Audio Effects yang terdapat pada toolbar. Lalu atur audio sesuai yang kita inginkan.
8.  Jika kita ingin menambah audio/ efek suara lain kita dapat mengikuti langkah kelima.
9.    Jangan lupa untuk menyimpan video dan audio yang telah dibuat dengan memilih Save Project pada toolbar.


Jumat, 30 September 2016

APLIKASI YANG DITERAPKAN DALAM SENI

1. Walk Band

 


        Walk Band merupakan aplikasi berbasis Android yang dapat kita gunakan untuk membuat aransemen musik maupun membuat demo lagu. Aplikasi ini mendukung instrumen seperti Piano, Drum Kit(Pad), Drum Machine Gitar dan Bass. Aplikasi Walk Band juga memiliki fitur lain seperti Music Zone yang berisi musik aransemen atau demo lagu karya orang lain yang dapat kita dengarkan. 
         Terdapat juga fitur Multitrack Synthesizer, dimana kita dapat menggabungkan beberapa track rekaman instrumen yang berbeda dan membuatnya menjadi satu rekaman. Fitur lain yang diberikan adalah, dukungan External MIDI Keyboard melalui USB. Kita dapat menghubungkan YAMAHA, Roland midi keyboard/ controller dengan Walk Band.
         Aplikasi Walk Band sangatlah mudah digunakan, terlebih lagi untuk orang yang mengerti nada- nada atau chord pada musik. Aplikasi ini tidak berbayar alias gratis. Aplikasi ini dapat digunakan untuk orang- orang yang ingin belajar alat musik tetapi tidak memiliki alat musik secara fisik. 

2. Audacity


Audacity adalah aplikasi editing audio gratis yang tersedia untuk Windows, Mac OS dan Linux. Aplikasi ini dapat merekam suara, memberikan efek pada suara, memotong track serta dapat juga menyatukan dua atau lebih track. 
       Audacity memiliki tampilan berupa grafik spectogram yang berdasarkan waktu. Tampilan ini mempermudah penggunanya untuk mengedit rekaman suara yang ada. Fitur yang terdapat pada Audacity selain yang tertulis di atas, Audacity juga dapat menghilangkan suara vokal, memperlambat lagu, serta mengecilkan ukuran Mp3.





Sumber :









Rabu, 25 Mei 2016

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR KAITAN FILM GIFTED HANDS DENGAN MATERI ILMU BUDAYA DASAR

NAMA            : ANITA
NPM               : 50415843
KELAS           : 1IA10

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR 2
KAITAN FILM GIFTED HANDS DENGAN MATERI ILMU BUDAYA DASAR

            Setelah menonton film Gifted Hands, saya berpendapat bahwa terdapat unsur- unsur dalam film tersebut yang terdapat pada materi Ilmu Budaya Dasar yaitu:
1.      Manusia dan Cinta Kasih
2.      Manusia dan Penderitaan
3.      Manusia dan Pandangan Hidup

Dalam Film Gifted Hands ini, kita diajarkan bahwa kasih sayang yang terbesar di dunia ini adalah dari seorang Ibu. Seorang Ibu pada dasarnya mempunyai hati yang lembut dan cinta kasih terhadap anak- anaknya. Sebagaimana dalam Film Gifted Hands, Ibu dari Ben yang begitu menyayangi dengan tulus Ben dan Kakaknya. Semua Ibu sama seperti Ibu Ben yang ingin anaknya menjadi sukses di masa depan kelak. Dengan kasih sayang yang diberikan Ibu Ben terhadap anaknya, Ben tumbuh menjadi anak yang pintar dan sukses.
Pada Manusia dan Penderitaan ditunjukkan pada saat Ben kecil yang menderita. Ben kecil ditinggalkan oleh Ayahnya yang telah menikah dengan wanita lain. Selain itu, Ben hidup di bawah naungan seorang ibu yang hidupnya sederhana. Ben kecil juga menderita saat ia dihina dan diejek oleh teman- temannya karena nilainya yang buruk. Selain itu, saat Ben kecil adalah zaman rasisme orang kulit hitam dan orang kulit putih, sehingga Ben sering diremehkan karena ia adalah keturunan kulit hitam.
Pada Manusia dan Pandangan Hidup, ditunjukkan pada saat Ben kecil yang mempunyai cita- cita sebagai dokter, dan akhirnya mewujudkannya saat dewasa. Ben memiliki usaha atau perjuangan dalam hidupnya untuk menggapai cita- cita yang ia impikan, dengan belajar sungguh- sungguh dan percaya bahwa ia bisa mewujudkannya.


TUGAS ILMU BUDAYA DASAR RESENSI FILM GIFTED HANDS

NAMA                        : ANITA
NPM                            : 50415843
KELAS                       : 1IA10

RESENSI FILM GIFTED HANDS







            Gifted Hands adalah sebuah film tahun 2009 yang disutradarai oleh Thomas Carter, yang dibintangi oleh Cuba Gooding, Jr sebagai pemeran utamanya. Film Gifted Hands ini, menceritakan tentang kisah hidup Benjamin Carson dimasa kecil hingga dewasa.
Sutradara         : Thomas Carter
Produser          : Dan Angel
                          Thomas Carter
Penulis            : John Pielmeier
Pemeran          : Cuba Gooding Jr
  Kimberly Elise
  Aunjanue Ellis
Penyunting      : Peter E. Berger
Distributor       :The Hatchery 
  Sony Pictures Television
Durasi              : 90 menit

            Film Gifted Hands menceritakan perjalanan hidup seorang pria bernama Benjamin Carson yang merupakan seorang berketurunan African-American. Film ini diangkat dari sebuah kisah nyata kehidupan seorang dokter ahli bedah otak terbaik di dunia bernama Benjamin Carson. Benjamin Carson merupakan dokter bedah otak pertama yang berhasil memisahkan bayi kembar siam dengan kedua bayi selamat.
            Film ini berawal menceritakan tentang masa kecil Ben. Benjamin Carson  merupakan anak terakhir dari 2 bersaudara. Ben terlahir dari keluarga yang memiliki kehidupan sederhana. Ibunya bekerja sebagai asisten rumah tangga. Ayah Ben telah bercerai dengan ibunya dan pergi meninggalkan mereka. Ben kecil memiliki nilai terendah dikelas, hal ini membuatnya menjadi bahan ejekan di sekolahnya. Hal ini membuat emosi Ben terpancing dan akhirnya Ibu Ben dipanggil oleh Kepala Sekolah. Kepala Sekolah melaporkan tingkah laku Ben dan prestasi Ben yang buruk. Hal ini membuat Ibu Ben menjadi sedih. Ibu Ben bingung apa yang harus ia perbuat. Ibu Ben memiliki tingkat pendidikan yang rendah , tidak bisa membaca dan menulis. Tidak bisa mengajarkan atau menjelaskan ketika anaknya bertanya. Ibunya berbohong mengatakan bahwa matanya rabun padahal tidak. Ibu Ben khawatir anaknya akan menjadi seperti dia, hanya sebagai pesuruh.
            Singkat cerita, Ibu Ben menasihati kedua anaknya dan memperlakukan aturan untuk tidak menonton acara- acara tv yang tidak mendidik dan hanya boleh menonton acara kuis yang dapat menambah pengetahuan anaknya. Selain itu, setiap minggu Ibu Ben juga memberi tugas kepada Ben dan Kakaknya untuk membaca 2 buah buku lalu kemudian membuat laporan atau ringkasannya dan menerangkan isi dari 2 buah buku tersebut.
            Kebiasaan ini terus berjalan sampai akhirnya Ben Carson terbiasa dengan membaca malah Ben menjadi ketagihan. Kebiasaan ini membuat prestasi serta wawasan Ben meningkat. Nilai Ben yang awalnya buruk perlahan menjadi baik. Sampai pada akhirnya Ben lulus SMA tahun 1969 dan melanjutkan di Yale University dengan mengambil jurusan Kedokteran. Ben terus belajar dan belajar, ia tak patah semangat untuk mengejar cita- citanya. Disaat jenuh akan kesehariannya, Ben selalu mengingat ibunya yang bekerja keras untuk menyekolahkan dia sampai jenjang kuliah.
            Pada tahun 1979, Ben melamar menjadi dokter magang di rumah sakit paling terkenal di Amerika yaitu John Hopskin Hospital yang terletak di kota Maryland. Ben diterima sebagai dokter magang dan Ben merupakan satu- satunya dokter magang berkulit hitam yang diterima di John Hopskin Hospital. Awalnya banyak dokter yang meragukan Ben dengan beralasan bahwa ia keturunan kulit hitam. Tapi Ben membuktikan kepintaran serta kesungguhannya dalam dunia kedokteran, Ben dengan berani melakukan tindakan beresiko yaitu mengoperasi pasien tanpa sepersetujuan dan sepengawasan oleh dokter senior. Tetapi operasi yang dilakukan Ben berjalan dengan mulus dan pasien berhasil diselamatkan. Ben yang mengira ia akan dipecat karena perbuatannya yang lancang, justru sebaliknya. Ben mendapat pujian oleh dokter senior yang menganggap tindakan Ben adalah tindakan yang tepat. Berkat kinerjanya yang bagus, akhirnya Ben diangkat menjadi dokter tetap di Rumah Sakit John Hopskin Hospital.
            Setelah menjadi dokter tetap di Rumah Sakit John Hopskin Hospital, Ben mulai mengoperasi pasien- pasien yang mengalami penyakit serius. Ben semakin terkenal di dunia kedokteran karena keberhasilannya dalam mengoperasi pasien. Berbagai kasus beresiko tinggi ia tangani dan berhasil.
            Sampai pada suatu hari, Ben didatangi oleh pasangan suami istri yang memiliki anak kembar siam yang kepalanya berhimpit. Mereka meminta agar kedua anaknya dapat selamat. Ben awalnya ragu, namun Ben terus memikirkan berbagai cara agar dapat menyelamatkan kedua bayi kembar siam tersebut. Operasi ini sangat beresiko dan dapat menyebabkan salah satu atau bahkan kedua bayi kehabisan darah dan akhirnya meninggal. Sampai pada akhirnya, Ben teringat oleh ibunya, ia mendapat ilham ketika sang ibu sedang mencuci dan mematikan keran. Ia berfikir dan menemukan jalannya. Idenya adalah untuk mengurangi pendarahan saat operasi maka aliran darah ke otak harus dihentikan sementara. Itu artinya jantung sang bayi harus dihentikan sementara, untuk kemudian melakukan operasi pemisahan kepala beserta jaringannya hingga tuntas secepatnya, dan segera mengaktifkan kembali fungsi jantung. Oleh karena itu dibutuhkan dokter spesialis jantung, spesialis kulit, spesialis bedah syaraf, dan ahli kedokteran lainnya sampai berjumlah Sebuah spekulasi tapi memiliki dasar ilmu yang jelas. Akhirnya operasi tersebut dilakukan dan berhasil dengan baik. Kedua bayi selamat dan operasi pemisahan bayi kembar siam tersebut berhasil. Hal ini membuat Benjamin Carson terkenal dan menjadi dokter bedah otak pertama yang berhasil memisahkan dua bayi kembar siam yang kepalanya berhimpit.
Dalam film Gifted Hands, banyak sekali pesan moral yang terkandung, diantaranya;
1.      Semua orang memiliki kepintaran yang sama, hanya saja mau atau tidaknya kita memaksimalkan atau mengembangkan kepintaran yang telah diberikan oleh Tuhan.
2.      Semua orang juga memiliki talenta yang diberikan oleh Tuhan, tergantung dari diri kita yang mau atau tidak mengembangkan talenta yang ada.
3.      Jika kita berusaha dengan sungguh- sungguh untuk mendapatkan apa yang kita inginkan dan berdoa kepada Sang Pencipta maka tidak mustahil keinginan itu akan terwujud.
4.      Kita harus yakin dan berani dengan kemampuan yang kita miliki.
5.      Terakhir, semua yang terjadi dalam hidup kita adalah rencana dari Yang Kuasa dan dibalik orang yang sukses pasti terdapat orang tua yang hebat dalam mendidik anaknya.



Sumber:


Rabu, 13 April 2016

NAMA            : ANITA
NPM               : 50415843
KELAS           : 1IA10

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR 2
KAITAN FILM GOOD WILL HUNTING DENGAN MATERI ILMU BUDAYA DASAR

            Setelah menonton film Good Will Hunting, saya berpendapat bahwa terdapat unsur- unsur dalam film tersebut dapat dikaitkan pada materi Ilmu Budaya Dasar yaitu;
1.      Manusia dan Kebudayaan pada sub pokok bahasan Hakekat Manusia
2.      Manusia dan Cinta kasih
3.      Manusia dan Penderitaan

Pada dasarnya manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang hakekatnya tidak dapat berdiri sendiri. Manusia merupakan mahluk social, yang membutuhkan orang lain di kehidupannya. Sebagaimana dalam film Good Will Hunting, pemeran Will yang tidak dapat hidup sendiri. Ia membutuhkan teman untuk menjalani kehidupannya. Will yang merupakan yatim piatu berusaha untuk mencari teman dan akhirnya dapat bersosialisasi dengan baik dengan ketiga temannya. Disamping itu, Will juga membutuhkan teman untuk mendengarkan keluh kesah hidupnya. Jadi, dalam hidup ini manusia memiliki hakekat dimana tidak dapat berdiri sendiri, manusia membutuhkan orang lain dalam menjalani hidupnya.
            Pada materi Manusia dan Cinta kasih ditunjukkan melalui film Good Will Hunting, saat Sean yang dengan tulus hati membimbing Will dalam terapinya. Terlebih Will yang tidak pernah merasakan kasih saying orang tuanya yang telah tiada. Melalui Sean, Will mendapat kasih sayang dari sosok Ayah, Teman dan Psikolog yang mengerti isi hati Will selama ini. Kasih sayang dari Sean dan dari sahabat Will jugalah yang membuat Will menjadi lebih baik dari sebelumnya, lebih percaya diri untuk memutuskan suatu keputusan.

            Pada materi Manusia dan Penderitaan ditunjukkan melalui film Good Will Hunting, saat Will yang mengalami penderitaan secara psikis yang dialami sejak kecil yang disebabkan oleh Ayah angkatnya. Hal ini juga yang menyebabkan Will menjadi sosok penakut dan juga tertutup. Will tidak tahu apa yang akan menjadi masa depannya kelak. Tidak tahu arah tujuannya akan menjadi apa. Untungnya, Will dapat bertemu dengan Prof. Gerald dan Sean yang bisa membantunya untuk mengembangkan kecerdasan yang ada pada dirinya dan mengeluarkan talentanya sesuai minat dan bakatnya. 
NAMA            : ANITA
NPM               : 50415843
KELAS           : 1IA10
RESENSI FILM GOOD WILL HUNTING


           
















Good Will Hunting adalah sebuah film tahun 1997 disutradarai oleh Gus Van Sant mengambil tempat di Boston, Massachusetts, yang menceritakan kisah Will Hunting.  Film ini ditulis oleh Matt Damon dan Ben Affleck.
Sutradara         : Gus Van Sant
Produser          : Lawrence Bender
Penulis             : Matt Damon
  Ben Affleck
Pemeran          : Matt Damon
Robin Williams
Minnie Driver
Ben Affleck
Stellan Skarsgård
Penyunting      : Pietro Scalia
Distributor       : Miramax
Durasi              : 126 menit

Film Good Will Hunting menceritakan kisah seorang pemuda bernama Will Hunting yang diperankan oleh Matt Damon sekaligus penulis cerita dalam film ini. Will adalah seorang pemuda yang bekerja sebagai cleaning service di MIT Amerika Serikat. Will merupakan anak yatim piatudan kurang mampu, tetapi dia memiliki tiga orang sahabat yang selalu menemaninya. Namun, Will memiliki kecerdesan yang sangat luar biasa. Kemampuannya sebanding dengan orang- orang yang mengeyam bangku kuliah. Karena kecerdesan yang sangat luar biasa ini, Will tanpa sengaja dapat bertemu dengan Prof. Gerald (yang diperankan oleh Stellan Skarsgård) yang merupakan salah satu professor dibidang matematika di tempat Will bekerja sekaligus peraih penghargaan Field(semacam Nobel).
Pertemuan Will dengan Prof.Gerald berawal saat Prof. Gerald memberikan tantangan yang berupa soal kepada mahasiswanya. Soal ini merupakan soal matematika yang sangat rumit, semua mahasiswa Prof. Gerald tidak ada yang mampu untuk memecahkan masalah yang terdapat pada soal tersebut. Hebatnya, Will yang hanya seorang cleaning service dapat memcahkan masalah yang terdapat pada soal tersebut. Secara diam- diam Will mengerjakan soal yang ada di papan tulis koridor kampus. Kampus tempat Will pun menjadi heboh karena soal yang rumit itu telah diselesaikan, semua orang bertanya- tanya siapakah yang berhasil menyelesaikan soal tersebut. Namun, tidak ada yang mengetahui siapa yang mengerjakan soal tersebut. Hingga akhirnya Prof. Gerald memergoki Will sedang menyelesaikan soal lain yang ada di papan tulis koridor kampus.
Will memiliki masa lalu yang buruk, sehingga membuatnya menjadi mudah emosi. Suatu hari Will dengan temannya memukuli salah satu gerombolan yang baru saja menggoda seorang wanita. Hal itu membuat Will kesal, belum lagi salah satu anggota gerombolan tersebut pernah mengganggu Will saat masih kecil. Will tertangkap dan dimasukkan ke dalam penjara.
Sementara itu, Prof. Gerald yang tertarik dengan kecerdasan Will menawarkan untuk membebaskan Will dari penjara asalkan memenuhi syaratnya yaitu untuk bekerja dengannya dan menjalani terapi psikologis. Will pun setuju. Tapi keadaan itu tidak berjalan dengan mulus, karena Will yang nakal namun cerdas dapat mengerjai para terapis yang diberikan oleh Prof. Gerald. Karena telah banyak Terapis yang menyerah pada Will, akhirnya Prof. Gerald memutuskan untuk mempertemukan Will dengan salah satu psikolog lain yang bernama Sean Maguire yang diperankan oleh Robbin Williams. Sean Maguire merupakan teman masa lalu Prof. Gerald yang juga merupakan teman sekamarnya dulu saat kuliah.
Akhirnya Sean dan Will memulai sesi terapinya. Awalnya Will seperti biasa ingin mengerjai Sean seperti terapis- terapis sebelumnya. Tetapi karena sifat Will yang seperti itu membuat Sean menjadi penasaran dan semakin ingin tahu mengenai kepribadian Will. Setelah beberapa kali bertemu untuk terapi, Sean dan Will menjadi semakin akrab. Will yang awalnya mengacuhkan Sean kemudian menjadikan Sean sebagai teman bicaranya. Begitu pun Sean yang menceritakan pengalaman hidupnya kepada Will. Karena hubungan Will dan Sean yang semakin dekat, membuat Sean menjadi tahu sifat- sifat Will. Will sebenarnya adalah anak yang luar biasa cerdas, namun karena memiliki masa lalu yang buruk (mendapatkan kekerasan dari orang tuanya) Will menjadi sosok penakut. Will takut untuk melakukan suatu hal yang baru, juga takut untuk bergaul dengan orang baru. Will merasa dirinya pantas untuk disalahkan dalam setiap masalah. Sean meyakinkan Will bahwa selama ini semua masalah bukanlah kesalahan yang diperbuat Will. Will pun tak kuasa menahan kesedihannya selama ini yang tak pernah ia keluarkan. Will menangis dipelukan Sean. 
Dengan begitu, akhirnya Will menjadi dirinya sendiri dan melepas semua rasa kesedihan, penyesalan yang ada selama ini pada dirinya. Akhirnya Will dapat memutuskan apa yang sebenarnya dia inginkan selama ini. Akhirnya Will menerima pekerjaan yang sebelumnya ia tolak yaitu pekerjaan di sebuah perusahaan besar di Amerika Serikat.
 Dalam film ini, terdapat banyak sekali pesan moral yang terkandung, diantaranya :
1.      Bakat atau talenta yang telah diberikan oleh Sang Pencipta haruslah dikembangkan dan digunakan secara baik dan tidak menyia-nyiakan bakat atau talenta yang telah diberikan.
2.      Jangan takut untuk mencoba sesuatu hal yang baru.
3.      Jangan melihat seseorang dari tampilannya dan jangan menganggap remeh seseorang karena bisa saja seseorang tersebut yang dapat membuat kita ke jalan yang benar.


Rabu, 09 Maret 2016

PEMUDA DAN SOSIALISASI

1.      Pengertian Pemuda
Pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda merupakan generasi penerus bangsa yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung. Dua pengertian pokok pembinaan dan pengembangan generasi muda:
A.    Generasi muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan
Adalah mereka yang telah memiliki bekal –bekal  dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam keterlibatannya secara fungsional bersama potensi lainnya, guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara serta pembangunan nasional.
B.     Generasi muda sebagai obyek pembinaan dan pengembangan
Ialah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan kemampuan-kemampuannya ke tingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.
Masalah-masalah generasi muda , berbagai permasalahan muncul pada saat ini antara lain:
a.       Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk para generasi muda.
b.      Merasa ragu akan yang di alami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
c.       Keseimbangan yang masih kurang antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun nor formal. Tingginya jumlah putus sekolah yang di akibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
d.      Kurangnya lapangan kerja/kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran/setengah pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
e.       Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda.
f.       Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan masyarakat daerah pedesaan.
g.      Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.
h.      Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
i.        Belum adanya peraturan perundangan yang menyangkut generasi muda.
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut :
1.      Idealisme dan daya kritis
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga ia dapat melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru. Pengejawantahan idealisme dan daya kritis perlu dilengkapi landasan rasa tanggung jawab yang seimbang.
2.      Dinamika dan kreativitas
Adanya idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi kedinamisan dan kreativitas, yakni kemampaun dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan, dan penyempurnaan kekurangan yang ada ataupun mengemukakan gagasan yang baru.
3.      Keberanian mengambil resiko
Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun, mengambil resiko itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan. Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha yang mengandung resiko. Untuk itu diperlukan kesiapan pengetahuan, perhitungan, dan keterampilan dari generasi muda sehingga mampu memberi kualitas yang baik untuk berani mengambil resiko.

2.      Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah beberapa individu yang membaur atau berkomunikasi di  dalam kehidupan bermasyarakat, dan mereka beraktifitas saling membantu dan menolong karena ada visi dan misi tertentu yang ingin mereka capai. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dalam sosialisasi, antara lain: Proses Sosialisasi, Media Sosialisasi dan Tujuan Sosialisasi.
A.    Proses Sosialisasi
Proses sosialisasilah yang membuat seseorang menjadi tahu bagaimana mesti ia bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari proses tersebut, seseorang akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Semua warga negara mengalami proses sosialisasi tanpa kecuali dan kemampuan untuk hidup ditengah-tengah orang lain atau mengikuti norma yang berlaku dimasyarakat. Ini tidak datang begitu saja ketika seseorang dilahirkan, melainkan melalui proses sosialisasi.
B.     Media Sosialisasi
• Orang tua dan keluarga
• Sekolah
• Masyarakat
• Teman bermain
• Media Massa
C.     Tujuan Sosialisasi
• Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
• Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya.
• Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.
Menurut George Herbert Mead, sosialisasi yang dialami seseorang dapat dibedakan dalam tahap-tahap sebagai berikut.
1.   Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami manusia sejak dilahirkan, ketika seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna. Contoh: Kata “makan” yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita. Makna kata tersebut juga belum dipahami dengan tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata “makan” tersebut dengan cara menghubungkannya dengan kenyataan yang dialaminya.
2.   Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan:
a.    Semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa.
b.   Mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tua, kakak, dan sebagainya.
c.    Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini.
d.   Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan pertahanan diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai (Significant other).
3.   Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubungannya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
4.   Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.










SUMBER